Mengapa Banyak "Sadboy" Di Media Sosial Kita? Mengapa tidak ada "Sadgirl"?
![]() |
Pixabay.com |
Sederhana, manusia sejatinya adalah makhluk emosi, bukan makhluk logika.
Banyak statement yang menyatakan bahwa laki-laki lebih mengandalkan logika daripada emosinya, dan sebaliknya wanita cenderung lebih mudah terbawa emosi daripada logikanya.
Percayalah, hal itu tidak benar. Pada dasarnya laki-laki juga merasakan hal yang sama dengan yang wanita rasakan. Hanya saja budaya patriarki yang sudah mendarah daging di lingkungan kita menyebabkan laki-laki tidak boleh mengekspresikan emosinya secara gamblang. Bagaimana tidak? Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam peran kepemimpinan politik, otoritas moral, hak sosial dan bahkan perempuan. Secara tersirat sistem ini menyatakan bahwa laki-laki memiliki posisi di atas perempuan. Maka, dalam hal emosi pun, laki-laki yang mengungkapkan kesedihannya di khalayak umum baik secara verbal, menangis, atau menulis sebuah status sedih di media sosial akan mendapat cibiran dari lingkungannya, karena semua emosi tersebut sudah dilabeli sebagai sifat milik perempuan.
Saat laki-laki menunjukkan tanda-tanda kesedihan, depresi,atau tekanan emosi yang ia alami, dan coba mengungkapkannya ke orang lain secara verbal, atau sekedar menuliskan sebuah status di media sosialnya, lingkungan akan cepat-cepat melabelinya dengan "sadboi", "laki kok cengeng", "alay, kamu tu cowo kok lemah sih", dan lain sebagainya. Reaksi lingkungan yang seperti itu, menyebabkan laki-laki cenderung memendam emosinya untuk dirinya sendiri, karena bukan support yang ia dapatkan, malah cenderung hujatan atau caci maki.
Perlakuan di atas, hanya terjadi pada laki-laki. Seperti yang saya bilang diatas, budaya patriarki membentuk sebuah budaya dimana perempuan adalah makhluk lemah dan butuh dilindungi yang posisinya di bawah laki-laki. Sehingga jika itu seorang perempuan yang menangis di depan umum, atau menulis status-status sedih di media sosialnya, orang-orang akan memaklumi dan bahkan memberikan support. "Namanya juga cewek, pasti dia lebih mengandalkan emosinya lah, makanya sedih terus". Yhaa~
Kembali ke topik, laki-laki atau perempuan sebenernya sama. Apapun yang dikatakan manusia sebagai logika-nya, sebenarnya hanya pembenaran atau rasionalisasi dari perasaan emosi yang dirasakannya. Kalau seseorang sudah suka terhadap sesuatu hal, akal sehatnya hanya tinggal mencari pembenaran logis atas hal yang dia sukai tersebut.
Contohnya, ketika kamu sedang jatuh cinta. Mau seburuk apapun si dia kata orang di sekitarmu. Kamu kemungkinan besar tidak akan melihat hal tersebut dan kamu akan mencari pembenaran kenapa kamu menyukai orang tersebut. Entah karena dia itu cantik, baik, perhatian, pintar, dan seribu alasan lainnya. Begitu pun ketika seseorang sudah tidak menyukai sesuatu, akal sehat orang tersebut akan mencari berbagai rasionalisasi agar seakan-akan ketidaksukaannya menjadi seakan-akan logis.
Struktur alam pikiran manusia sebanyak 95% dipengaruhi oleh subconsciousness (alam bawah sadar), sedangkan consciousness (alam sadar) hanya 5%.
Nah, alam bawah sadar yang sebesar 95% ini dimotivasi bukan oleh logika, tetapi oleh emosi. Hanya dalam momen-momen tertentu saja manusia bisa benar-benar logis. Itu pun jarang sekali.
Ilustrasi paling mudah dari hubungan antara pikiran subconsciousness dan consciousness adalah seperti orang yang sedang naik gajah. Manusia itu ibarat alam sadar, sedangkan gajah alam bawah sadar. Seakan-akan, si manusia yang mengendalikan gajah, padahal gajah itulah yang membawa kemana-mana si manusia
Padahal, kalau si gajah ketakutan, sedang marah, mengamuk, lapar, ingin kawin, atau dalam bahaya. Si manusia tidak akan bisa berbuat apa-apa selain mengikuti kemana arah si gajah menuju.
Jadi, kalau mau berurusan lancar dengan manusia, sentuhlah perasaannya, bukan logikanya. Karena logikanya manusia itu seringkali juga merupakan bias konfirmasi yang dihasilkan perasaannya.
Yap mungkin segini aja. Semoga bisa mengubah pandangan kalian tentang seorang manusia, bukan hanya perempuan, laki-laki juga manusia yang lebih mengandalkan emosinya daripada logika. Jadi stop melabeli teman kalian dengan "sadboi" ya.